Wednesday, April 2, 2014

Seminar Draft

Dalam The Mill on The Floss karya George Eliot tampak disajikan:
-keterbatasan yang dialami tokoh perempuan utama dalam memenuhi keinginannya memiliki pendidikan yang sama dengan laki- laki, karena statusnya sebagai perempuan
-keterbatasan yang dialami, tidak hanya oleh para karakter, namun juga pembaca, dan alur ceritanya sendiri dikarenakan kekuasaan penuh narator yang seperti memberikan aturan, layaknya hal yang sering dilakukan laki-laki, dan hal tersebut menunjukkan adanya paham laki- laki sebagai pusat ruang gerak segala aspek kehidupan,  dan menunjukkan adanya permasalahan dimana teks seperti memiliki keinginan dalam membentuk konsep baru mengenai perempuan yang dapat bergerak tanpa berpusat dengan laki-laki. Helene Cixous dalam essaynya The Laugh of The Medusa berbicara mengenai keterbatasan perempuan dalam mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki, terdapat ketika Cixous menjelaskan permasalahan sosok perempuan yang menulis yaitu sebagai suatu hal yang menurut lingkungan sosial kala itu, tidak sesuai dilakukan karena pandangan yang muncul memandang perempuan sebagai sosok yang lemah dan menulis hanya “reserved for the great-that is, for "great
men"” (1976: 876)
George Willis Cooke dalam bukunya George Eliot; A Critical Study of Her Life, Writings and Philosophy: Theory of The Novel (1884) berbicara tentang suatu konsep perempuan di dalam dunia sastra ketika ia menjabarkan beberapa point mengenai pemahamannya dalam mendefinisikan penulis perempuan berdasarkan tinjauan detailnya terhadap karya- karya George Eliot:
1.      Penulis perempuan hadir sebagai diri perempuan yang menulis sebagai perempuan, bukan untuk menulis sebagai laki- laki yang menulis.
2.      Penulis perempuan hadir sebagai “literary artist” yang bertujuan “to interpret the feminine  side of life”.
3.      Penulis perempuan hadir sebagai “new element” dalam menginterpretasikan kehidupan khususnya melalui pengalaman dan cara pandang perempuan terhadap kehidupan.

Kaitannya dengan laki-laki sebagai pusat kehidupan, sepertinya saya harus membaca tulisan Charlotte Perkins Gilman mendefinisikan sebuah paham Androsentris yang menunjukkan bahwa perempuan tidak akan pernah terlepas dari dominasi laki- laki yang sudah ada dan Simone de Beauvoir dalam The Second Sex, Lacan dalam On The Names of The Father, dan mengenai permasalahan ketidaksetaraan atau keterbatasan yang dialami wanita,  selain Cixous dalam The Laugh of The Medusa, juga merujuk kepada Virginia Woolf dalam The Room of One’s Own, Gibert & Gubart dalam The Madwoman in The Attic, dan mengenai permasalahan dominasi narator merujuk kepada Chatman dalam Story and Discourse, dan terbentuknya konsep perempuan  yang bisa saya rujuk kepada konsep penulis perempuan milik George Willis Cooke dalam analisanya terhadap George Eliot.



No comments:

Post a Comment